Bermain game telah menjadi rutinitas setiap anak saat ini. Keseruan yang terjadi saat bermain game sangat jauh berbeda dengan hari-hari yang dilalui anak ketika menuntut ilmu di sekolah. Jika di sekolah umumnya anak-anak merasa bosan dan tertekan, lain halnya ketika mereka bermain game.

Namun, apabila anak sudah dalam tahap kecanduan game, mereka akan melakukan segala cara untuk bisa bermain game. Akibatnya, banyak anak yang tidak fokus ketika menyerap pelajaran di kelas dan menjadi malas belajar.

Konten kekerasan yang banyak disuguhkan video game dapat menyebabkan anak-anak menjadi tidak sabaran dan berperilaku agresif serta mudah tersinggung ketika diminta berhenti bermain game.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan kecanduan game sebagai salah satu kategori gangguan jiwa baru yang disebut gaming disorder pada Tahun 2018. Hal ini didasari atas fenomena peningkatan kasus kecanduan game dari berbagai belahan dunia.

Lantas, apa hal tepat yang bisa dilakukan agar anak tidak menjadikan game sebagai prioritas nomor 1 dalam hidupnya?